Find Us on Socials

Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

Catatan

Posisi Duduk Penumpang di Mobil

2.96KViews

“Duduk di depan saja.”

“Ah, saya di sini saja, Pak.”

“Gak apa-apa. Di depan saja,” kata supir tadi memaksa.

“Jangan, Pak, gak enak. Saya di belakang saja,” elak si penumpang.

M ungkin ada yang pernah mendengar kalimat percakapan tadi? Atau, bahkan ada yang pernah mengalami ketika membawa mobil (sendiri, pinjeman, atau kantor) dan kebetulan ada yang menumpang?

Yang kita perbincangkan di sini adalah bukan saat menaiki mobil angkutan umum atau taksi. Soal menumpang ini dan di posting-an ini saya ingin sekadar berbagi bagaimana posisi duduk penumpang di mobil yang baik dan seharusnya. Karena banyak di antara kita yang sering abai ketika menumpang mobil orang lain atau ketika beramai-ramai pergi dengan mobil.

Saya pernah mengalami, ketika membawa mobil ke kampus dan ada beberapa mahasiswa yang menumpang. Saat beberapa mahasiswa turun dan tinggal satu orang saya mengajak mahasiswa yang tertinggal itu untuk duduk di kursi depan. Adegannya persis seperti percakapan di atas, mahasiswa tadi menolak dengan alasan tidak sopan.

Padahal… padahal ya nih, duduk di belakang sementara si empunya mobil sedang menyetir merupakan bentuk ketidak sopanan. Karena etikanya jika si penumpang tinggal sendiri, maka ia harus duduk di samping orang yang menyetir.

Tidak peduli apakah saat itu yang tersisa adalah dua orang dengan jenis kelamin berbeda atau status yang berbeda. Jika takut, sebaiknya turun saja. Tetap duduk di belakang menunjukkan bahwa kita adalah penumpang (baca: juragan, bos, si pemilik mobil) sementara yang megang setir adalah SUPIR.

S eandainya, kita bepergian dengan bos/direktur/pimpinan sementara mobil yang dikendarai memiliki sopir, maka kita tetap duduk di bangku depan samping supir. Biarkan sang bos duduk di belakang sendirian. Kecuali jika minta ditemani.

Bagaimana seandainya kita yang menyetir dan bos yang ikut di mobil. Jika ini urusan dinas, maka sebaiknya tetap menawarkan sang bos duduk di bangku belakang. Ini urusannya sudah jabatan (dan jumlah gaji yang diterima) malah terasa tidak sopan jika memaksa sang bos duduk di bangku penumpang depan.

Tapi, jika urusannya bukan dinas dan mobil yang dimiliki adalah mobil pribadi, mau bos atauย  bukan pun kita harus menawarkan (dengan sedikit memaksa) untuk duduk di depan.

Quotes-menumpang

Posisi Duduk Penumpang di Mobil dalam Perjalanan Jauh

N ah, soal duduk di depan dan kebetulan kita sedang melakukan perjalanan jauh, ada beberapa catatan yang mesti diperhatikan.

  • Ibarat co-pilot di pesawat, di mobil penumpang di sebelah depan bukan sekadar mendapat kursi yang lebih luas dan lega saja. Penumpang juga sebagai navigator alias penunjuk jalan dan mata kedua dari sopir;
  • mata penumpang di depan ini juga harus jeli memperhatikan jalan atau kondisi di kiri kanan mobil. Bisa jadi ada hal-hal yang terlupakan atau tidak bisa tertangkap mata;
  • perjalanan jauh dan medan jalan yang harus ditempuh juga berat, maka penumpang di depan hendaknya bisa menjadi teman ngobrol dan diskusi yang dapat menghilangkan rasa capek hati dan kontroversi kepegelan sopir;
  • jangan segan menegur teman/rekan/saudara yang menyetir baik soal kecepatan atau gaya menyalip mobil yang dikendarainya;
  • karena itu, JANGAN POSISIKAN PELOR alias tukang molor di kursi depan. Seandainya terpaksa banget boleh lah, namun sebaiknya yang duduk di bangku penumpang depan janganlah orang yang gampang tidur;
  • jika merasa ngantuk dan ingin tidur sementara ada penumpang lain di kursi kedua yang masih segar, sebaiknya segera bertukar tempat.

Nah, ini sekadar catatan penting gak penting sebenarnya. Namun, saat menjelajahi Kalimantan bersama Datsun dan Kompasiana, saya dan rekan satu tim sangat memperhatikan hal ini. 16 jam perjalanan memang harus meningkatkan kewaspadaan tinggi tidak hanya bagi supir, tapi bagi penumpang juga.

Posisi duduk penumpang di mobil menjadi penting bukan sekadar urusan kenyamanan selama perjalanan saja. Penumpang juga bertanggung jawab menjaga keselamatan perjalanan di samping sopir.

 

Kang Arul
the authorKang Arul
Dosen, jurnalis, dan penulis. Saat ini selain menjalani profesi sebagai dosen di berbagai perguruan tinggi, ia juga merupakan konsultan untuk konten digital di berbagai perusahaan, lembaga/kementerian, maupun perorangan. Profil lengkapnya sila klik http://www.kangarul.id

9 Comments

Leave a Reply

error: Konten ini terproteksi untuk dikopi