Find Us on Socials

Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

Catatan

Mari Menjadi Pahlawan

408Views

10 November

Meski bukan berwarna merah di kalender dinding atau meja, tapi rasanya di tanggal ini mayoritas kita tahu sebagai Hari Pahlawan Nasional.

Sebuah cara untuk memperingati perjuangan 10 November 1945 di Kota Surabaya, Jawa Timur hanya beberapa bulan setelah proklamasi kemerdekaan. Mengenang belasan ribu pejuang yang gugur dan ratusan ribu lagi mengungsi dari kota. Invasi Allied Forces Netherlands East Indies, yang di dalamnya ada tentara Inggris, bisa dipukul mundur meski Surabaya dihujani peluru dan bom dari pesawat.

Itulah perjuangan yang menjadi kenangan tersendiri bagi generasi Indonesia kini dan nanti. Kenangan yang bisa memberikan semangat bela negara dan rasa penghormatan kepada mereka yang telah berjuang.

Di Jakarta, setidaknya ada waktu 45 detik mengheningkan cipta yang diimbau kepada warga. Bahkan beberapa kendaraan dihentikan oleh petugas hanya untuk ikut larut dalam ritual mengheningkan cipta.

Namun, setelah meda pertempuran telah berlalu dan angkat senjata sudah bukan menjadi tanggung jawab semua warga lagi, dimana kita bisa menemukan pahlawan itu?

Tidak mudah untuk menjawab pertanyaan ini. Mungkin bagi sebagian dari kita sering memberikan gelar “pahlawan” kepada orang yang berjasa dalam kehidupan kita. Kita memberikan kata pahlawan kepada guru, kepada orang tua, kepada saudara, kepada siapapun yang berjasa.

Tapi, tahukah Anda siapa pahlawan sejati itu?

Pahlawan sejati bagi saya adalah “saya” sendiri. Pahlawan sejati bagi Anda adalah Anda sendiri. Pahlawan sejati bagi kita adalah kita sendiri.

Mari menjadi pahlawan dengan membentangkan sebuah kaca cermin dan kita menengok diri kita di di sana. Melihat dengan pandangan jujur dan memakai hati nurani sebagai kacamata untuk melihat refleksi diri.

Tanyakan…

Apakah kita sudah menjadi pahlawan bagi orang-orang sekitar kita?

Apakah anak, istri/suami, orangtua dan orang-orang terdekat kita telah melihat diri pahlawan di sosok kita?

Apakah kita telah melakukan upaya maksimal untuk menjadi pahlawan?

Karena arti pahlawan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah:

pahlawan/pah·la·wan/n orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; pejuang yang gagah berani;

— bakiak suami yang sangat patuh (takut) kepada istrinya;
— kesiangan 1 orang yang baru mau bekerja (berjuang) setelah peperangan (masa sulit) berakhir; 2 orang yang ketika masa perjuangan tidak melakukan apa-apa, tetapi setelah peperangan selesai menyatakan diri pejuang;

kepahlawanan/ke·pah·la·wan·an/n perihal sifat pahlawan (seperti keberanian, keperkasaan, kerelaan berkorban, dan kekesatriaan)

Saya yakin… kita semua punya sifat kepahlawanan. Kita punya keberanian, keperkasaan, kerelaan berkorban atau kesatriaan. Setidaknya sifat itu harus bisa dirasakan oleh orang-orang di sekitar kita.
Mari menjadi pahlawan..

 

 

Kang Arul
the authorKang Arul
Dosen, jurnalis, dan penulis. Saat ini selain menjalani profesi sebagai dosen di berbagai perguruan tinggi, ia juga merupakan konsultan untuk konten digital di berbagai perusahaan, lembaga/kementerian, maupun perorangan. Profil lengkapnya sila klik http://www.kangarul.id

Leave a Reply

error: Konten ini terproteksi untuk dikopi